Nggak Ada Supplier Yang Jelek

Nggak ada supplier yang jelek? Kamu pasti bercanda.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita lihat bagaimana bagian pembelian memilih supplier. Bagian pembelian menggunakan banyak cara untuk memilih supplier seperti melalui referensi rekan kerja, mesin pencari, konsultan, iklan media, pameran atau acara networking. Berdasarkan informasi tsb, bagian pembelian mulai berkomunikasi dengan calon supplier dan mengundang mereka untuk ikut tender. Singkat cerita, salah satu supplier mendapatkan order dan kemudian barulah kejutan datang saat pengiriman terlambat; produk yang dikirim tidak sesuai spesifikasi dll

Saya juga pernah dapat kejutan seperti itu…

Hal itu terjadi ketika saya mencoba mengganti sebuah produk yang biasa kami beli di luar negeri.  Produk ini memang belum tersedia di Indonesia dan melalui sebuah pamerah saya mendapat informasi bahwa produk tersebut sudah dibuat di Indonesia. Jadi saya pikir ini adalah kesempatan bagus untuk berganti ke produk made in Indonesia.

Saya melakukan analisis singkat dengan mempertimbangkan total biaya pembelian selama satu tahun, waktu pengiriman dan juga biaya gudang. Hasil analisis saya menunjukkan bahwa lebih baik membeli produk tersebut di Indonesia dengan potensi pengurangan biaya sebesar 30% sekaligus menurunkan risiko pembelian dan biaya gudang karena waktu pengiriman yang lebih pendek.

Singkat kata, uji coba teknis segera dilakukan dan hasilnya  kualitas produk memenuhi persyaratan teknis. Pesanan produk segera dikirim untuk  uji coba pembelian sebanyak 5 kali pengiriman. Kejutan datang pada pengiriman ketiga atau keempat ketika kami mengetahui bahwa kualitas produk tersebut tidak konsisten yang berakhir dengan bagian pengolahan memerlukan lebih banyak volume sampai dua kali lipat dari yang biasa untuk menghasilkan output yang sama. Biaya produksi meningkat dan tidak ada penghematan…..

Apakah mereka supplier yang jelek?

I don’t think so. Penyebab dari kualitas yang tidak konsisten adalah karena mereka tidak mempunyai sumber bahan baku yang tetap.  Pembelian bahan baku didapatkan dari spot market sehingga tidak ada standar kualitas yang sama dan kadang kala barang juga tidak tersedia. Hal lain lagi, pabrik mereka masih dalam taraf uji coba sehingga sebenarnya belum benar-benar siap bersaing dengan produk dari luar negeri.

Berapa kali kita mendapat ‘kejutan’ dari supplier kita? Apakah mereka supplier yang jelek atau kita yang membuat keputusan pembelian yang buruk? Memang mudah menyalahkan supplier untuk menyelamatkan muka tapi apakah kita sebagai pembeli sudah benar-benar teliti sebelum membeli? #dothebasicright

There is no such a bad supplier but poor purchasing decision – unknown